-->

Apa itu Emerald Tablet?


Stephen King, penulis novel kontemporer Amerika bergenre horor, fiksi ilmiah, dan fantasi, yang karyanya telah sukses terjual lebih dari 350 juta eksemplar di seluruh dunia, baru-baru ini merekomendasikan serial Netflix ‘Dark’ sebagai tontonan yang bermanfaat melalui akun twitternya @StephenKing.

“DARK (Netflix) gelap dan kompleks … dan … yah … sangat Jerman. Pertunjukan yang luar biasa. Jika Anda bingung, buka MetaWitches dan lihat rekap Metacrone. Terperinci dan bermanfaat,” ungkapannya.

‘Dark’ memang berhasil memukau penonton di seluruh dunia dengan tema, dan terutama alur ceritanya yang cukup memaksa penontonnya mengikuti perkembangannya secara waspada.

‘Dark’ dibandingkan dengan ‘Stranger Things’ (juga merupakan serial Netflix), terutama karena ide cerita tentang anak-anak yang hilang, konspirasi pemerintah, dan kilas balik ke tahun 80-an, sepertinya telah bekerja sangat baik dalam membantu promosi film serial ini. Namun demikiam, ulasan yang bermunculan sejauh ini, rata-rata menggambarkan jika serial ‘Dark’ lebih canggih.

Mengenai aspek Sains fiksi yang diusung, ‘Dark’ mengadopsi konsep “lubang cacing” untuk dapat melakukan perjalanan waktu, dan menonjolkan “Partikel  Tuhan” (dikenal sebagai Higgs boson dalam dunia fisika) sebagai solusi untuk itu.

Tapi yang menarik adalah, munculnya artefak kuno “Emerald Tablet”, sebagai  hal yang melatarbelakangi dilakukannya perjalanan waktu dalam serial ini.

Dalam ‘Dark’, Emerald Tablet diyakini dapat mengungkap rahasia Alkimia, dan menyimpan jawaban tentang esensi semua materi atau “Prima materia”. Keyakinan semacam ini memang berkembang di kalangan Alkemis di abad pertengahan.

Dan nampaknya, Partikel Tuhan-lah yang dianggap sebagai partikel kunci untuk wacana pembuatan portal yang memungkin perjalanan waktu dapat dilakukan ke tanggal yang diinginkan.

Hal lain yang menjadikan serial ‘Dark’ semakin “dark”, adalah penggunaan teks esoterik berbahasa latin “Sic mundus creatus est” yang memang terdapat dalam Emerald Tablet. Arti kalimat ini: “dengan Demikian (seperti itu), dunia diciptakan”. Selain itu “Sic Mundus” juga menjadi nama sebuah perkumpulan rahasia dalam serial ini.

Penggambaran Tablet Zamrud abad ke-17 yang imajinatif dari karya Heinrich Khunrath, 1606

Jadi, Apa itu Emerald Tablet?

Emerald Tablet, juga dikenal sebagai Tabula Smaragdina, adalah teks kebijaksanaan kuno yang mengandung rahasia prima materia. Naskah ini sangat dihormati oleh alkemis Eropa sebagai dasar seni mereka dan tradisi Hermetiknya. 

Sumber asli Emerald Tablet tidak diketahui. Meskipun demikian, Hermes Trismegistus tertulis sebagai nama penulis dalam teks tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Hermes dianggap sinkron dengan Dewa kebijaksanaan Mesir kuno, Thoth, dan dikenal sebagai Enoch atau Idris dalam agama Samawi.

Meskipun tablet ini diklaim ditulis menggunakan karakter Fenisia kuno, namun sumber teks tertua yang terdokumentasi, menunjukkan teks ini berbahasa Arab, ditulis antara abad keenam dan kedelapan masehi, yakni dalam “Kitab Balaniyus al-Hakim fi’l-`Ilal Kitab sirr al-aliqa” (Kitab Balanius yang bijak tentang Penyebab atau kitab rahasia penciptaan dan hakikat realitas).

Dalam bukunya, Balinas (Balanius) membingkai Tablet Zamrud sebagai kebijaksanaan Hermetik kuno. Dia memberi tahu pembacanya bahwa dia menemukan teks di lemari besi di bawah patung Hermes di Tyana, dan di dalam lemari besi itu, mayat tua di atas takhta emas memegang Emerald Tablet.

Berikut ini kurang lebih bunyi terjemahan teks dalam Emerald Tablet tersebut:

  1. Saya tidak berbicara tentang hal-hal fiktif tetapi tentang apa yang paling pasti dan benar.
  2. Apapun yang di bawah adalah seperti yang di atas, dan yang di atas mirip dengan yang di bawah untuk mencapai keajaiban satu hal.
  3. Dan karena segala sesuatu telah dan bangkit dari satu melalui satu, maka semua hal terlahir dari hal satu ini dengan adaptasi.
  4. Ayahnya adalah matahari, ibunya bulan; angin membawanya di perutnya, bumi adalah perawatnya. Bapak dari semua kesempurnaan di seluruh dunia ada di sini. Kekuatannya sempurna, jika diubah menjadi bumi.
  5. Pisahkan bumi dari api, yang halus dari yang kasar, bertindak dengan bijaksana dan dengan pertimbangan. 
  6. Naik dengan kecerdasan terbesar dari bumi ke surga, dan kemudian turun lagi ke bumi, dan satukan bersama kekuatan dari hal-hal yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.
  7. Dengan demikian Anda akan memiliki kemuliaan seluruh dunia, dan semua ketidakjelasan akan terbang jauh dari Anda.
  8. Benda ini memiliki lebih banyak ketabahan daripada ketabahan itu sendiri, mengalahkan setiap benda halus dan menembus setiap benda padat.
  9. Dengan demikian (seperti itulah) dunia ini diciptakan.
  10. Maka terjadilah hal-hal menakjubkan yang dengan kebijaksanaan ini didirikan.
  11. Untuk alasan ini saya dipanggil Hermes Trismegistus, karena saya memiliki tiga bagian dari filosofi seluruh dunia.
  12. Lengkaplah apa yang saya harus katakan tentang pengoperasian matahari.

Semua ungkapan dalam teks ini jelas berbentuk bahasa simbol, dan tentunya sulit untuk mengartikan maknanya secara pasti. 

Namun setidaknya, ada satu kalimat dari teks tersebut yang bunyinya saya pikir cukup memiliki keterkaitan dengan fakta yang dimiliki partikel Neutrino. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Neutrino  merupakan partikel yang sangat menarik perhatian para fisikawan karena kemisteriusannya. 

Neutrino dianggap merupakan salah satu bangunan dasar daripada alam semesta yang bersama-sama dengan elektron, muon, dan tau, termasuk dalam kelas partikel yang disebut lepton. Lepton bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah pembentuk dasar semua benda di alam semesta.

Meskipun begitu Ethereal (sangat halus / sangat ringan), neutrino dianggap dapat membuat perubahan besar pada pemahaman kita tentang alam semesta.

Neutrino adalah partikel paling melimpah kedua di alam semesta (setelah foton), tetapi mereka tidak membawa muatan dan lemah. Neutrino setidaknya satu juta kali lebih ringan dari elektron, meskipun tidak ada eksperimen yang mampu mengukur massa mereka secara pasti. 

Neutrino berasal dari Big Bang yang memulai alam semesta, dari bintang yang meledak dan, yang terpenting, dari matahari. Mereka datang langsung melalui bumi dengan kecepatan cahaya yang hampir sama, sepanjang waktu, siang dan malam, dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar 100 triliun neutrino melewati tubuh kita setiap detik. 

Bayangkan saja, menurut pakar fisika Dr. Magnus Schlosser, “Bisa dikatakan, Neutrino menembus tubuh kita sepanjang waktu, setiap sentimeter kubik ada satu miliar Neutrino, tapi kita sama sekali tidak merasakannya“, dengan bergerak setara kecepatan cahaya, bisa jadi memang ada triliunan jumlah mereka yang melewati kita dalam setiap detik. 

Jadi ketika anda sedang membaca artikel ini, mereka melewati tubuh anda dengan leluasa tanpa anda sadari. Tidak ada benda padat di alam semesta ini yang dapat menghalangi pergerakan mereka. Baja super padat sekalipun, bagi mereka adalah seperti lintasan ruang kosong tanpa halangan. 

Mereka juga hampir tidak berinteraksi dengan materi apa pun. Sebagai akibatnya, dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk dideteksi. 

Fakta inilah yang saya pikir cukup ada korelasi dengan kalimat dalam Emerald Tablet, yang berbunyi: “…mengalahkan setiap benda halus dan menembus setiap benda padat.”

Neutrino memiliki massa

Untuk mengamati partikel Neutrino, tim peneliti Super-Kamiokande  atau Super-K di Jepang, menempatkan detektor neutrino mereka di kedalaman sekitar 1 km di bawah tanah. Instrumen tersebut terdiri dari silinder tangki baja tahan karat dengan tinggi sekitar 40 m (131 kaki) dan diameter yang menampung 50.000 ton air ultra murni . Pada superstruktur bagian dalam terdapat sekitar 13.000 tabung pengganda foto yang mendeteksi cahaya dari radiasi Cherenkov. 

Interaksi neutrino dengan elektron inti air dapat menghasilkan elektron atau positron yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya di air , yang lebih rendah dari kecepatan cahaya di ruang hampa . Ini menciptakan kerucut cahaya radiasi Cherenkov , yang secara optik setara dengan ledakan sonik. Cahaya Cherenkov direkam oleh tabung pengganda foto. Dengan menggunakan informasi yang direkam oleh setiap tabung, arah dan rasa dari neutrino yang masuk ditentukan.

Hasilnya, tim Kamiokande ini menemukan fakta bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa. Karena bisa berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki massa. 

Penemuan ini sangat mengejutkan karena teori dasar interaksi partikel, yakni disebut teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.

Di sisi lain, Penemuan ini dipandang dapat menyelesaikan problem para ahli fisika yang dihantui pertanyaan: Mengapa terdapat perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? bahwa jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat keseluruhan alam semesta.

Para ahli fisika menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori menemui kesulitan karena partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan. Demikianlah, hasil penemuan tim Kamiokande akhirnya dapat menunjukkan jika partikel unik tersebut tidak lain adalah neutrino yang bermassa.

Ekspansi Alam Semesta

Permasalahan lain yang juga berpotensi mendapat titik terang adalah tentang “ekspansi alam semesta” yang dimulai pasca Big Bang (dentuman besar). 

Menurut teori Big Bang, alam semesta kita ini bermula dari suatu titik panas luar biasa yang meledak dan terus berekspansi hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun 1978) pada tahun 1965 menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman besar yang sekarang telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. 

Namun salah satu hal yang masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu sendiri. Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir? Penemuan neutrino bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini. (sumber di sini)

Terkait fenomena ekspansi alam semesta ini, dari dulu saya berpikir bahwa mungkin “waktu sesungguhnya adalah ruang yang mengembang.” Analogi sederhananya, seperti laut yang diurug untuk membuat daratan. kita akan terus memiliki kesempatan (waktu) untuk bergerak maju ke depan (lebih ke tengah lautan) hanya jika proses urug lautan terus dilakukan. Ketika “ekspansi” itu berakhir, maka berakhir pulalah kesempatan (waktu) untuk kita.

***

Demikianlah, keunikan yang dimiliki neutrino saya pikir lebih memiliki persinggungan yang kuat dengan makna bahasa simbolik yang tertulis dalam Emerald Tablet.

Jika saja serial ‘Dark’ memilih partikel Neutrino sebagai “materi misterius” dalam membahas konsep tentang perjalanan waktu (bukan Higgs boson), saya pikir aspek sains fiksinya akan lebih canggih dan lebih update tentunya. 

Setidaknya, sebuah judul artikel dalam situs arstechnica.com menyiratkan hal itu…“Forget the Higgs, neutrinos may be the key to breaking the Standard Model”.

LihatTutupKomentar