-->

Pria dari Bani Qahthan yang Disebut Di Hadis, Mungkinkah HRS?


Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai hadir seorang pria dari Bani Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya muncul,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda nabi yang berbunyi “menggiring manusia dengan tongkatnya,” adalah kiasan tentang kepatuhan ummat kepada pria dari Bani Qahthan ini.

Banyak kalangan berpendapat bahwa sampai saat ini pria tersebut belum muncul. Tapi, benarkah demikian?

Tidak seperti sosok eskatologis lainnya, seperti Isa AS dan Al Mahdi, sosok Pria dari Bani Qahthan tidak banyak diulas ulama. Padahal, dalam pandangan saya, ini adalah salah satu subjek yang penting untuk diketahui.

Di akhir zaman bisa dikatakan hanya dua kubu yang berhadap-hadapan, yaitu kubu yang taat pada Allah yang berarti mengikuti ajaran agama, dan kubu yang lalai dengan dunia dan berada dalam barisan Dajjal. Nah, Pria dari Bani Qahthan ini disebut dalam hadis sebagai salah satu sosok yang mampu mengarahkan ummat manusia pada jalan kebaikan.

Hari ini, memang banyak ulama yang mengajarkan jalan kebaikan tetapi, bisa dikatakan bahwa yang disebut secara spesifik dalam nubuwwah Rasulullah sebagai sosok yang akan dan mesti diikuti umat hanya tiga, Yaitu: Al Mahdi, Isa dan Pria dari Bani Qahthan.

Jadi, saya melihat, adalah penting pula untuk mencari tahu siapakah sesungguhnya Pria dari Bani Qahthan yang jauh-jauh hari telah diwasiatkan akan hadir di akhir zaman oleh Rasulullah.

Karena sosoknya diwasiatkan dalam nubuwwah, tentu saja, sosok Pria dari Bani Qahthan haruslah kita lihat sebagai sosok yang spesial dalam skenario akhir zaman yang dirancang oleh Allah. Sungguh sangat sedikit orang di dunia ini yang ditakdirkan mendapat peran seperti ini, apa lagi sampai dinubuatkan kehadirannya.

Jadi, siapakah sesungguhnya Pria dari Bani Qahthan?

Qahthan atau Qahthani adalah cabang bangsa Arab yang berasal dari Yaman. Menurut riwayat bangsa Arab, kaum Qahthan adalah bangsa Arab yang asli atau murni, dan dikontraskan dengan kaum Adnan yang merupakan “kaum yang terarabkan” (Arab Musta’rabah) dan keturunan Ismail melalui seorang yang bernama Adnan.

Dari informasi mengenai Bani Qahthan di atas, kita dapat mengasumsikan bahwa “Pria dari Bani Qahthan” dapat kita maknai menjadi “Pria dari Yaman”. Yang menarik, makna ini bisa dikatakan senada dengan wangsit prabu Siliwangi tentang “Pemuda Berjenggot”.

Berikut ini bunyi kalimatnya: Pada saat itu datang pemuda berjenggot, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjenggot ditangkap dimasukan kepenjara.

Dalam bunyi wangsit di atas, kalimat “sambil menyanding sarung tua” adalah kalimat ungkapan yang jelas merujuk pada Yaman.

kenapa demikian?

Karena frase “Sarung tua” dapat kita lihat sebagai bentuk ungkapan simbolik untuk “sejarah sarung”. Menurut catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. (baca infonya di sini atau baca capture halamannya di bawah ini)

Menurut sejarahnya, Sarung berasal dari Yaman. Sejarah Sarung ini sejalan sejarah leluhur HRS yang juga berasal dari Yaman. Dan lebih jauh sejalan juga dengan nubuat tentang 'Pria dari Bani Qahthan', karena Bani Qahthan adalah suku dari wilayah Yaman
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/69130/Sarung_Busana_Identitas_Muslim

Dalam tulisan sebelumnya berjudul: Ini Fakta HRS adalah “Pemuda Berjenggot” Dalam Wangsit Prabu Siliwangi, saya telah mengidentifikasi HRS sebagai pemuda berjenggot. Dan bahwa kata ‘menyanding’ dalam kalimat “datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua” dapat dimaknai sebagai: Sejarah Sarung yang “bersaning” atau “beriringan jalan” dengan sejarah rumpun keluarga HRS sebagai keturunan Nabi Muhammad yang berasal dari Yaman.

Jadi, setelah mencermati hadis tentang “Pria dari Bani Qahthan” saya mendapat penguatan hipotesis bahwa, HRS bukan saja dikabarkan kehadirannya dalam wangsit Prabu Siliwangi dengan sebutan “Pemuda Berjenggot” tapi juga dikabarkan dalam nubuwwah Rasululla.

Pernyataan Rasulullah bahwa “Pria dari Bani Qahthan” sebagai sosok yang ditaati ummat, nampak jelas terlihat pada sosok HRS. Bisa dikatakan tidak ada tokoh dunia saat ini yang mampu menggerakkan begitu banyak ummat seperti yang dibuktikan HRS ketika dielu-elukan kedatangannya di bandara oleh ratusan ribu bahkan jutaan orang saat pulang dari Arab di tahun 2019 kemarin.

LihatTutupKomentar