Seperti halnya kajian tentang nubuat akhir zaman lainnya, kajian tentang bangsa Rum yang disebut dalam salah satu hadis nabi, biasanya, juga dianggap sebagai kajian yang mengada-ada, dianggap halu, dan karena itu, tidak banyak ulama yang secara terbuka membahasnya, lebih-lebih oleh mereka yang merasa sok ilmah. yang sesungguhnya, mereka ini tidak lain adalah golongan-golongan yang tengah lalai oleh dunia.
Padahal saat ini, geliat zaman telah berdegup kencang. Sudah saatnya nubuwwah akhir zaman yang disampaikan dalam hadis mengambil posisi sebagai topik pembahasan utama dalam kajian-kajian. Ini adalah langkah bijak untuk mengantisipasi dinamika akhir zaman.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al-Hafizh Ibn Hajar: “Hikmah didahulukannya tanda-tanda kiamat (dalam nubuwwah akhir zaman) ialah untuk menyadarkan orang yang tengah lalai serta menghimbau mereka bertaubat dan bersiap-siap.”
***
Ketika saya menelusuri di internet, saya melihat sebenarnya sudah banyak ulama yang membahas hal ini dan, juga berpendapat serupa, bahwa bangsa Rum yang disebut dalam hadis tidak lain adalah Rusia. Hal ini misalnya disampaikan oleh Syeikh Imran Hossein.
Terhadap hadis yang berbunyi “Kamu akan bersekutu dengan Rum,” Syeikh Imran Hossein menjelaskan bahwa, Rum dalam Al Qur’an mudah untuk diidentifikasi. Itu adalah ‘Gereja Kristen Ortodoks Timur’; yang mendirikan Kekaisaran Bizantium dengan Konstantinopel sebagai ibukota.
Kekaisaran Bizantium telah menghilang tapi, ‘Gereja Kristen Ortodoks Timur’ tidak. Pada hari ini Gereja Kristen Ortodoks Timur “markas besarnya” di Rusia. Jika saya salah saya mengajak Anda untuk mengoreksi saya.
Pendapat beliau ini kurang lebih benar. Pada abad 10, Rus Kiev (cikal bakal Rusia) mengadopsi Kekristenan Ortodoks dari Kekaisaran Bizantium. Ketika Konstantinopel runtuh di abad 15, yang menyebabkan mayoritas penduduknya yang beragama Kristen Ortodoks Timur berada dalam kendali dan kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki, Di Rusia, dan beberapa wilayah Balto-Slavik lainnya, Kekristenan Ortodoks Timur sedang berjaya dan semakin berkembang pesat.
Itulah mungkin yang menjadi alasan Philotheus (Filofei), seorang biarawan Ortodoks, menyebut Rusia sebagai “Roma Ketiga”. Ada banyak literatur yang menulis bahwa dia lah yang pertama kali menyatakan sebutan ini.
Menurut Philotheus, kadipaten Moskow merupakan benteng terakhir bagi ajaran agama yang benar. “Seluruh kerajaan Kristen telah jatuh dan telah berubah menjadi kerajaan tunggal yang berdaulat – Roma kedua telah jatuh, yang ketiga tetap berdiri, dan tidak akan ada Roma keempat.” ujar Philotheus dalam salah satu suratnya kepada adipati Moskow.
Menurut Philotheus, Roma yang pertama adalah Roma yang asli, yaitu ibu kota Kerajaan Romawi yang menyatukan berbagai suku bangsa di bawah pemerintahannya.
Status Roma sebagai ibu kota Kekristenan dunia kemudian diteruskan oleh Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang kemudian menjadi pusat Kristen Ortodoks setelah Gereja Kristen terbagi menjadi Katolik Roma dan Ortodoks Timur pada tahun 1054.
Pada tahun 1453 Konstantinopel sebagai “Roma kedua” tumbang ditaklukkan Ottoman. Ini menjadi momen bagi Moskow yang pada saat itu (disekitar abad XV dan XVI) telah berhasil merangkul wilayah-wilayah yang terpecah di sekita Rusia, tampil menjadi pusat Kristen Ortodoks, dan itu berlangsung hingga hari ini. Jadi, inilah alasan Philotheus menyebut Rusia sebagai “Roma Ketiga”.
Hadis Tentang Bangsa Rum
Berikut ini bunyi hadis yang menyebut tentang bangsa Rum…
Telah bersabda Rasulullah SAW, “Kamu akan berdamai dengan bangsa Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka akan memerangi suatu musuh. Dan kamu akan mendapatkan kemenangan serta harta rampasan perang dengan selamat. Kemudian kamu berangkat sehingga sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata, ‘Salib telah menang’. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Mengenai jumlah tentara bangsa Rum yang sangat besar yang disebut dalam hadis ini, sebenarnya, bisa dikatakan sesuai dengan kisaran jumlah tentara Rusia saat ini.
International Institute for Strategic Studies (25 February 2021) memperkirakan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia berjumlah sekitar 1.027.000 tentara aktif dan di tentara cadangan 2.035.000 (sebagian besar mantan wajib militer). Sumber di sini.
Fakta ini menunjukkan bahwa jumlah personil militer Rusia malah sedikit lebih besar dari jumlah tentara bangsa Rum yang disebut dalam hadis (80 (bendera) x 12,000 (tiap-tiap bendera)= 960,000.
Kesimpulan
Demikianlah, jika mencermati perjalanan sejarah “Bangsa Rum” sebagaimana yang terekam dalam literatur (sebagai memory kolektif umat manusia), rasanya tidak ada alasan yang lebih baik yang dapat dimunculkan – yang dapat menyanggah pendapat bahwa, Bangsa Rum yang disebut dalam hadis Merujuk pada Bangsa Rusia hari ini.
Ketika beberapa hari lalu kita menyaksikan sekitar 12,000 tentara muslim Chechnya bergerak membantu Rusia perang melawan Ukraina, mungkin, ini dapat kita lihat sebagai “geliat zaman” – titik awal kerjasama antara Muslim dengan bangsa Rum – menjelang perang akhir zaman.
Baca juga: