Sepanjang sejarah, telah muncul dalam berbagai tradisi budaya dan agama, doktrin apokaliptik yang mengandung ramalan kiamat yang menentukan kapan “akhir dunia” akan terjadi.
Namun, kita telah melewati banyak di antara waktu yang ditentukan (diprediksikan) itu tanpa terjadi apa-apa. Yang terbaru dan paling menghebohkan adalah tahun 2012 yang dalam kalender Maya dianggap sebagai hari terakhir umat manusia.
Ramalan kiamat umumnya dianggap berasal dari pusaran kelompok orang-orang yang akrab dengan pemikiran dan praktik heterodoks (menyimpang dari kepercayaan resmi). Paham esoterisme dan okultisme dipandang termasuk dalam kategori kelompok ini.
Lalu apakah seorang ilmuwan yang mendasarkan pemahamannya pada prinsip ilmiah tidak merambah hal-hal semacam ini? Jawabnya, Ada Sir Isaac Newton yang melakoni hal ini. Ia adalah salah satu fisikawan dan matematikawan genius terbesar dalam sejarah.
Pada tanggal 22 Februari 2003, Daily Telegraph menerbitkan berita di halaman depan yang mengumumkan ramalan kiamat versi Isaac Newton bahwa dunia akan berakhir pada tahun 2060. Selama beberapa hari berikutnya, berita itu menyebar ke seluruh dunia dan diliput di surat kabar, radio, TV, dan di banyak situs berita Internet.
Ini adalah pertama kalinya masyarakat luas mengetahui pandangan apokaliptik Newton, karena sebenarnya, hal ini bukanlah berita baru bagi komunitas kecil sarjana yang mempelajari pandangan teologi Newton.
Stephen Snobelen, seorang profesor sejarah sains dan teknologi, yang tampil dalam film dokumenter BBC berjudul “Newton: The Dark Heretic” mengatakan, berita tersebut telah memainkan peran yang sangat penting dalam mengingatkan publik akan fakta bahwa Isaac Newton bukan hanya seorang “ilmuwan”, tetapi juga seorang teolog dan seorang penafsir nubuat (belum lagi seorang alkemis). Oleh karena itu, publik ditantang untuk mengkonseptualisasi ulang Newton dalam segala kerumitannya.
Mengapa ramalan kiamat (studi teologi) Newton baru keluar sekarang?
Makalah teologi dan alkimia Newton awalnya disimpan dan dihindarkan dari pengetahuan publik oleh keluarga Portsmouth sampai tahun 1936, ketika makalah tersebut dijual di Sotheby’s (balai lelang di London).
Koleksi tunggal terbesar dari makalah teologi tersebut diperoleh oleh sarjana Yahudi Abraham Shalom Yehezkiel Yahuda. Ketika makalah tersebut ingin dibawa ke Israel (yang baru didirikan), keinginan itu ditentang otoritas Israel.
Makalah tersebut baru bisa masuk ke Israel pada tahun 1969, ketika dibawa ke Perpustakaan Nasional dan Universitas Yahudi di Yerusalem.
Hanya setelah titik inilah para sarjana memiliki akses ke kumpulan makalah teologi Newton. Tetapi manuskrip-manuskrip tersebut hanya dapat diakses dengan mudah oleh para sarjana setelah sebagian besar manuskrip ilmiah, administratif, teologis, dan alkimia Newton dirilis dalam bentuk mikrofilm pada tahun 1991.
Logika perhitungan apokaliptik Newton
Bagi Newton, nubuatan alkitabiah meramalkan peristiwa-peristiwa masa depan yang ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, dia percaya menginterpretasi nubuatan alkitabiah adalah tugas besar yang mesti dijalani dalam rangka menuju suatu “momen terbesar”.
Newton meyakini bahwa nubuat-nubuat dalam kitab Suci tidak lain adalah “sejarah dari hal-hal yang akan datang” – yang disampaikan dalam bentuk bahasa yang sangat simbolis sehingga membutuhkan kemampuan interpretasi yang terampil. Inilah tantangan yang Newton bangkit hadapi dalam usahanya menemukan masa depan dunia dalam kata-kata para nabi.
Dalam rangka upaya menginterpretasi nubuat dalam kitab suci, Newton, seperti halnya komentator nubuat lainnya, mengarahkan fokus perhatiannya pada angka-angka yang merupakan periode waktu yang ada diisyaratkan dalam kitab suci, seperti: 1260, 1290, 1335, dan 2300.
Meskipun dalam bunyi ayatnya, angka-angka ini disebut sebagai jumlah hitungan hari, namun, Newton dan begitu juga komentator lainnya memandang angka tersebut sebenarnya mewakili hitungan tahun. Pandangan ini biasanya dikenal dengan istilah “Day-year principle” (baca pembahasan mengenai Day-year principle di wikipedia: di sini). Prinsip ini menyarankan hitungan: 1 hari = 1 tahun.
Dari semua angka-angka tersebut, 1260 bisa dikatakan menjadi fokus atau dasar hitungan Newton untuk prediksi 2060-nya. Bagi Newton periode waktu ini (1260 tahun) mewakili rentang waktu kemurtadan Gereja.
Dengan demikian, dia mencari “tanda” dalam peristiwa bersejarah yang kemungkinan menjadi awal ketika kemurtadan tersebut secara resmi dimulai. Menurutnya, salah satu tanda itu adalah tanggal ketika gereja kepausan memperoleh kekuasaan duniawi.
Dari halaman wikipedia yang membahas “Day-year principle”, disebutkan bahwa ahli sejarah umumnya percaya bahwa “1.260 hari” (atau 1260 tahun) berlangsung dari Abad Pertengahan dan berakhir pada awal era modern atau pun era modern.
Ada banyak hitungan tanggal yang telah diusulkan sebagai awal dan akhir “hitungan 1.260 tahun”. Mayoritas perhatian ahli sejarah umumnya tertuju pada beberapa identifikasi yang lebih populer berikut ini, yang mengidentifikasi Kepausan sebagai Antikristus dan puncak dari Kemurtadan Besar :
- 312 M hingga 1572: Pertempuran Jembatan Milvian / Visi Konstantinus hingga pembantaian Hari St. Bartholomew.
- 606 M hingga 1866.
- 538 M hingga 1798: Pengepungan Roma ke Republik Romawi Napoleon.
- 756 M hingga 2016 Sumbangan Pepin untuk (diduga) jatuhnya Kepausan.
- 774 M hingga 2034 Charlemagne menggulingkan Raja Lombard terakhir.
- 800 M hingga 2060 Charlemagne dimahkotai sebagai Kaisar Romawi Suci oleh Paus. (Sumber di sini)
Dalam interpretasinya, Newton memilih tahun 800 M, saat Charlemagne dimahkotai sebagai Kaisar Romawi Suci, sebagai titik awal dimulainya hitungan “1260 tahun”, dan itu berakhir di tahun 2060.
Jadi, dalam pandangan Newton, selama 1260 tahun itu gereja kepausan memperoleh kekuasaan duniawi dan merupakan durasi kerusakan Gereja. Tahun 2060, dipandangnya sebagai saat penghentian kemurtadan Gereja.
Newton tampaknya juga percaya bahwa kejatuhan itu bisa saja dimulai sebelum “periode 1260 tahun” benar-benar berakhir. Dan tidak lama setelah kejatuhan itu Newton percaya Kristus kembali dan mendirikan Kerajaan Allah di bumi.
Baca pembahasan lanjutan di sini: Kekhususan “Periode 1260 Hari” dan “Angka 126”