-->

Menemukan Tanah Suci Shambala Melalui Penggalian Makna Etimologinya


Dalam banyak teks suci dan cerita rakyat (folklore), memory tentang tanah suci Shambala yang misterius melegenda selama ribuan tahun. Dikenang dalam banyak sebutan.  Bahkan, digelari tanah seribu nama. Kadang disebut ‘Tanah Terlarang’, ‘Tanah Air Putih’, ‘Tanah Api Hidup’, ‘Tanah Roh Bercahaya’ ataupun ‘Tanah para Dewa’.

Orang Hindu menyebutnya Aryavartha (Tanah Yang Layak), orang Cina mengenalnya sebagai Hsi Tien, tetapi sebutan paling terkenalnya adalah Shambala dan Shangri-la, yang dalam bahasa Tibet disebut bde byung (bunyi penyebutan: ‘De-jung’) yang berarti “Sumber kebahagiaan.” 

Jika melalui penelusuran kata ‘cella’ ditemukan bahwa tanah suci yang dimaksud merujuk pada pulau Sulawesi, pertanyaan selanjutnya, di manakah letak spesifiknya? (baca pembahasan ‘Cella’ di dua artikel ini: Asal Usul Nama ‘Mihrab’ dan ‘Cella’, Tempat Paling Sakral di Dalam Kuil [full version] dan Asal Usul Sebutan “Cella” untuk Ruang Paling Sakral di Dalam Kuil)

Dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang telah saya ulas dalam tulisan “Rahasia Kuno yang Terpendam di Gunung Latimojong” dan Menyingkap Jejak Dewi Fajar di Pegunungan Latimojong maka, kuat dugaan saya bahwa letak spesifik tanah suci berada di pegunungan Latimojong.

Nama tanah suci dalam bahasa Tibet, bde byung (bunyi penyebutan: ‘De-jung’), yang berarti “Sumber kebahagiaan.” Dapat kita lihat bahwa secara fonetis bentuk ‘jung’ memiliki keterkaitan dengan suku kata ‘-jong‘ pada nama la-ti-mo-jong. 

Selain itu, makna frase bde byung atau de-jung yakni “Sumber kebahagiaan,” bisa dikatakan persis sama dengan makna puncak Rante Mario (puncak tertinggi pegunungan Latimojong) yaitu: “tanah bahagia” (rante= tanah/negeri; mario= bahagia).

Yang menarik, frase de-jung yang berarti “sumber kebahagiaan” identik pula dengan makna kata ZION,

Zion (Ibrani: צִיּוֹן Ṣīyyōn, LXX Σιών, juga ditransliterasi dengan berbagai bentuk seperti: Sion, Tzion, Tsion, Tsiyyon) adalah toponim yang disebut dalam Alkitab Ibrani.

Dalam Alkitab Ibrani, Tanah Israel dan kota Yerusalem keduanya disebut sebagai Sion

Selain murujuk pada sebutan untuk sebuah bukit di kota Yerusalem dan kota Yerusalem itu sendiri — kata Sion juga digunakan secara umum sebagai kata yang menyandang makna “tempat suci” atau “kerajaan surga”. Makna “kerajaan surga” ini tentunya secara semantik dapat kita lihat terkait dengan makna kata de-jung yakni “Sumber kebahagiaan.”

Begitu pula makna “tempat suci” yang disandang kata Sion juga bisa dikatakan sinkron dengan sebutan tanah Shambala yakni ‘Tanah Terlarang’, dan sinkron pula dengan makna sebutan orang Arab untuk kota Yerusalem yakni ‘Al Quds’ yang artinya “yang suci” atau “tempat suci”.

Jika kita telah menemukan bahwa suku kata ‘JONG’ pada nama LA-TI-MO-JONG mengandung makna “SURGA”‘” dan atau “SUMBER KEBAHAGAIAN” yang mana selaras dengan nama puncak tertinggi gunung latimojong “RANTE MARIO” yang artinya: TANAH/ NEGERI BAHAGIA (dalam bahasa tae ‘rante’ = tanah/ negeri; ‘mario’ = bahagia) lalu, apa makna dari suku kata LA-TI-MO ?

Kuat dugaan saya jika suku kata LA pada awa nama ‘Latimojong’ adalah bentuk kata sandang seperti ‘si’ atau ‘sang’, sementara TIMO merujuk pada makna ‘TIMOR’ atau ‘TIMUR’.

Jadi, dari seluruh uraian di atas, nama LATIMOJONG dapat kita maknai sebagai: SURGA DI TIMUR.

Demikianlah identifikasi gunung Latimojong sebagai ‘tanah suci’ yang banyak dikisahkan dalam riwayat kuno, dan telah menjadi target pencarian selama ribuan tahun. 

INI SEKADAR BENTUK HIPOTESIS SAJA. BOLEH PERCAYA BOLEH TIDAK… 🙂

BACA LANJUTAN PEMBAHASAN TANAH SUCI SHAMBALA DAN KAITANNYA DENGAN GUNUNG LATIMOJONG DI SINI: Kaitan Gua Kuno di Latimojong dengan Tanah Suci Shambala

LihatTutupKomentar